Perhubungan No.9 Tahun 2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi memperbolehkannya. "Penerapannya juga tidak pernah secara bersama-sama dengan maskapai lainnya mengingat kami satu-satunya maskapai yang menawarkan layanan full service," katanya. Keuntungan yang diperoleh Garuda Indonesia pada tahun 2007-2009 merupakan hasil program transformasi perusahaan antara lain melalui restrukturisasi rute, peremajaan pesawat, program efisiensi, pengembangan program revenue manajemen dan sebagainya. Selain Garuda, maskapai lain yang dihukum denda oleh KPPU cukup besar adalah PT Mentari Lion Airlines Rp17 miliar dan ganti rugi sebesar Rp107 miliar. Sedangkan Sriwijaya Air, Merpati Nusantara Airlines, Mandala Airlines, PT Travel Express Aviation Service, Wings Air dan Kartika Airlines dikenakan denda bervariasi Rp1 milir hingga Rp9 miliar. Kemudian, untuk ganti ruginya bervariasi antara Rp1,6 miliar hingga Rp60 miliar. KPPU juga memperkirakan, akibat praktek kartel sembilan maskapai itu, konsumen setidaknya dirugikan Rp5-Rp13,8 triliun. Dewasa ini orang sudah bisa menikmati penerbangan dengan berukuran raksasa seperti pesawat Airbus A380. Tapi membaca cerita tentang usaha manusia untuk membuat pesawat terbang berukuran besar yang pertama kali tetap sangat menarik. Dewasa ini pabrik pesawat terbang bisa lebih mudah untuk membuat pesawat terbang dengan kapasitas hingga ratusan penumpang karena teknologi yang ada sudah cukup memungkinkan. Ini jadi beda dengan yang dialami oleh para perancang pesawat terbang pada generasi awal. Mereka tetap dianggap sebagai pionir karena mereka yang mengawali sejarah ini. Salah satu pesawat terbang berukuran besar yang dibuat pada awal sejarah penerbangan misalnya Dornier Do-X dijuluki sebagai perahu terbang besar. Pesawat terbang ini memang dirancang untuk tinggal landas dan mendarat diatas permukaan air. Dioperasikan pertama kali oleh Lufthansa, sebuah maskapai penerbangan terbesar di Eropa yang berasal dari Jerman. Dornier Do-X dirancang oleh Dr. Claudius Dornier pada tahun 1924. Dengan bantuan pendanaan dari pemerintah Jerman saat itu, proyek pembuatan pesawat terbang Dornier Do-X dimulai pada akhir tahun 1925 dengan mengambil lokasi di Altenrhein, sebuah tempat yang merupakan bagian dari kawasan Danau Costance, Swis. Hal ini dilakukan untuk menghindari perjanjian Varsailles yang melarang setiap pesawat melebihi batas kecepatan dan menetapkan jangkauan untuk dibangun di Jerman setelah Perang Dunia I. Dan setelah menghabiskan waktu lebih dari 240 ribu jam kerja, akhirnya pesawat tersebut berhasil selesai dibuat pada bulan Juni 1929. Dibawah ini adalah data spesifikasi dari Dornier Do-X: Karakteristik umum Crew: 10 – 14 orang Kapasitas penumpang: 66 - 100 penumpang Panjang: 40 m (134 ft 2 in) Bentang sayap: 48 m (157 ft 5 in) Tinggi: 10 m sampai
7 tahun yang lalu