Tips memulai profesi baru
Penerbangan
Dalam setiap bidang pekerjaan, proses seperti itu pasti akan terjadi. Selalu ada kendala atau masalah pada awal sebuah pekerjaan. Terlebih saat melakukan pekerjaan yang benar-benar baru bagi kita. Itu membuat orang merasa harus mempelajari lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan baru yang sedang ia lakukan. Idealnya sikap positif seperti itu yang harus dilakukan. Selalu sadar bahwa saat memulai sesuatu yang baru kita pasti akan mengalami banyak kendala. Tapi itu makin membuat kita merasa harus banyak belajar lagi. Bukan malah menjadi putus asa dan menyalahkan orang lain. Misalnya, saya jadi menyalahkan produsen lemari knock down tersebut karena tidak menempeli kode pada setiap komponen lemarinya. Gara-gara itu proses perakitannya menjadi lambat. Setiap orang harus selalu siap untuk memulai sesuatu yang baru. Dewasa ini perubahan demi perubahan berlangsung begitu cepat. Begitu juga dalam dunia kerja. Dulu, orang belum mengenal istilah outsourching. Dalam organisasi kerja, orang hanya tahu struktur piramida (hirarki), belum ada konsep jaringan. Bahkan, dulu belum ada persaingan sengit untuk menikmati lapangan pekerjaan. Setelah Anda lulus sekolah, apa lagi memiliki gelar sarjana, dijamin Anda akan cepat mendapatkan pekerjaan. Tapi kini, seorang profesor pun kadang harus mengemis-ngemis untuk mendapatkan pekerjaan. Kondisi kehidupan yang makin radikal seperti itu mengharuskan kita untuk selalu siap menghadapi keadaan sulit. Dari ngomongin tentang merakit lemari, koq jadi ke topik lapangan pekerjaan ya? Maaf, saya jadi ngelantur nih. Maklum, saya hanya seorang blogger yang merasa harus membuat tulisan untuk blog saya ini. Istilahnya, saya harus mengupdate blog yang saya kelola. Meskipun belum ada undang-undang atau peraturan yang mengharuskan seorang blogger untuk mengupdate blognya, tapi saya tetap merasa harus membuat tulisan atau posting untuk blog saya. Kembali ke topik tentang lemari. Lalu, bagaimana jika suatu saat kami harus merakit lemari dengan type yang berbeda dengan lemari yang sudah kami rakit itu? Apakah kami akan kembali mengalami kesulitan? Tentu saja tetap mengalami kesulitan. Tapi tidak separah seperti saat kami merakit lemari yang sama. Karena ada pendapat yang mengatakan, untuk sebuah bidang pekerjaan yang sama, meskipun harus menangani obyek yang berbeda, selalu ada dasar-dasar yang sama. Tapi itu tetap harus dengan mempelajarinya dengan lebih dalam lagi. Yang namanya belajar selalu tidak merugikan. Kecuali kalau ada yang berniat untuk belajar mencopet, belajar jadi maling, belajar selingkuh, dan lain sebagainya.
Tadi seorang teman saya, Joko, yang tinggal di Surabaya menghubungi ponsel saya. Setelah mendengar suara saya tanda call-nya tersambung, dia langsung mengajak saya keluar untuk makan siang. Saya sih setuja-setuju aja, wong dia yang traktir. Dan saya minta dijemput dengan mobilnya yang terbaru. Jangan pakai mobil truk. Ntar malah para tetangga mengira saya mau pindah rumah. Yang mbaca posting ini pasti ada yang mengira rumah Joko letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Padahal memang jauh banget, pakai acara nyeberang laut. Saya tinggal di Pulau Bunyu (Kalimantan Timur), sedang dia tinggal di Surabaya (Jawa Timur). Meskipun kedua profinsi ini sama-sama berada di timur, tapi tetap aja berjauhan. Kalau saya pergi ke Surabaya harus pakai pesawat terbang atau kapal laut. Kalau naik becak, pasti terpaksa bolak-balik ganti tukang becak. Dan saya bisa ambien gara-gara berhari-hari duduk di becak dengan rute Pulau Bunyu – Surabaya.
7 tahun yang lalu